Jumat, 31 Januari 2014

Syekh Mustafa Al-Ghalayini


Al Ghalayini, seorang ulama besar, ahli bahasa, ahli hukum, wartawan, penceramah, dan pakar sastra. Beliau bernama Musthafa bin Muhammad bin Salim bin Muhyiddin bin Musthafa Al Ghalayini. Dilahirkan di Beirut pada tahun 1886 M/ 1303 H. Keluarganya merupakan keturunan Al Fawayid, sebuah suku dari Al Huwaithat yang tinggal di antara 'Aqabah dan sebagian daerah Hijaz.


Beliau tumbuh di Beirut Al Uthmaniah. Pada masa itu (abad 18 - 19) sedang terjadi banyak pergerakan keilmuan berupa pesantren, sekolahan, sekolaah tinggi baik memperlajari keilmuan umum, kemasyarakatan, kesastraan, ataupun jurnalistik, serta banyaknya karangan-karangan ilmiah dalam berbagai cabang keilmuan. Pada masa itu juga sedang terjadi kebangkitan politik yang bertujuan untuk memperbaiki kekacauan-kekacauan yang ditimbulkan oleh pemerintahan Uthmaniah.

Al Ghalayini termasuk salah satu dari ratusan ulama di Lebanon yang pemikirannya tak terkena pengaruh oleh kondisi saat itu.

Syaikh Al Ghalayini mendapatkan pendidikan pertamanya melalui halaqah-halaqah yang dibuka oleh para ulama di Jami Al Umry di Beirut. Beliau belajar kepada syaikh Muhyiddin Al Khayyath, syaikh Abdul Bashith Al Fakhury, dan syaikh Shalih Al Rifa'i Al Tharabalsy.

Kemudian Al Ghalayini berpindah ke Mesir, terdaftar di Jami Al Azhar Al Syarif. Beliau menimba ilmu dari para ulama di sana. Di antaranya adalah syaikh Sayyid bin Ali Al Murshafy, syaikh Muhammad Abduh – mufti negara mesir – serta banyak ulama lain yang ahli dalam bahasa Arab dan ilmu syariat.

Tak lama kemudian Al Ghalayini kembali ke Beirut dan menetap ke Jami Al Umry, setelah beliau menerbitkan kumpulan tulisannya yang berjudul 'Al Ahram Al Mishriyyah' (Piramid-Piramid Mesir) yang berisi gagasan-gagasannya tentang perbaikan sistem pengajaran di Al Azhar Al Syarif. Setelah itu, beliau bergabung dengan perkumpulan pengajar di Universitas Uthmaniyyah.

Al Ghalayini juga mengajar di beberapa sekolah di Beirut. Di antara yang paling sering adalah Universitas Islam milik syaikh Al Azhary, kemudian madrasah Sulthaniyyah dan Universitas Syar'iyyah. Beliau juga menjadi wartawan dan pengarang. Belaiu telah menerbitkan majalah Al Nibras pada tahun 1902 M.

Al Ghalayini mendedikasikan dirinya sebagai pengajar bahasa dan sastra Arab di nadzarah al ma'arif di Beirut pada tahun 1910 M.

Al Ghalayini bergabung dengan organisasi-organisasi kebangsaan dan politik demi ikut menyelesaikan permasalahan politik yang sedang terjadi di Beirut.

Al Ghalayini adalah seorang khatib yang banyak memberikan motivasi untuk melawan kekacauan yang bergejolak pada masa kepemimpinan raja Abdul Hamid, karena pengaruh dua gurunya, syaikh Muhammad Abduh dan syaikh Jamaluddin Al Afghany.

Banyak pangkat yang Al Ghalayini peroleh, di antaranya dipilih sebagai anggota dewan militer dibawah kepemimpinan Abdullah di Yordania. Abdullah pun menyerahkan pendidikan anaknya, Thalal dan Naif, kepada Al Ghalayini dengan mengajarkan mereka bahasa dan sastra Arab. Tak lama tinggal di Omman, akhirnya Al Ghalayini kembali ke Beirut dan menetap di sana.

Al Ghalayini juga terpilih sebagai ketua Majlis A'la Syariat Islam di Lebanon. Diangkat dan diberi kehormatan tersebut pada suatu perayaan yang meriah di Sekolah Tinggi Abbasiyyah, dengan dihadiri banyak ulama dari Beirut, Damaskus, Yerussalem, Baghdad, dan Mosul, yang bertempat di Haziran pada tahun 1932 M, dan umur Al Ghalayini saat itu 47 tahun.

Al Ghalayini diminta untuk menduduki kursi kehakiman di Beirut selama beberapa tahun, kemudian menjadi penasihat tinggi kehakiman di Beirut. Dan inilah pangkat terakhir yang beliau peroleh.

Karangan – karangan Al Ghalayini dalam bidang bahasa Arab :
  1. Al Thurayya Al Mudhiyyah fi Al Durus Al 'Arudhiyyah
  2. Al Qawaid Al 'Arabiyyah
  3. Rijal Al Mu'allaqat Al 'Asyr
  4. Al Durus Al Arabiyyah
  5. Jami' Al Durus Al 'Arabiyyah
  6. Nadzarat fi Al Lughati wa Al Adab

Al Ghalayini juga memiliki banyak tulisan tentang kemasyarakatan, pendidikan, politik, perbaikan diri, dan tentang beberapa metode pengajaran. Diantaranya :
  1. Arij Al Zuhr
  2. Al Islam Ruh Al Madinah fi Al Rad 'Ala Kurmur
  3. 'Iddzat Al Nasyiin.
  4. Nadzarat fi Al Adab wa Al Fiqh
  5. Lubab Al Khair fi Siyar Al Nabi Al Mukhtar
  6. Al Ta'awun Al Ijtima'i
  7. Nukhbatun min Al Kalam Al Nabawy
  8. Diwan Al Ghalayini (fi Syi'r al Fakhr wa Al hikmat wa Al Wathaniyyah)
  9. Nadzarat fi Al Sufur wa Al Hijab.

Setelah banyak memberikan perannya dalam berbagai bidang, aktifitaas Al Ghalayini terhenti. Beliau terjangkit sebuah penyakit yang akhirnya menghentikan hidupnya. Al Ghalayini wafat pada tanggal 17 Februari 1944 M, dimakamkan di Jabanah Al Basyurah, Beirut.

Semoga Allah selalu memberikan rahmat kepada Beliau, memberikan manfaat atas ilmu, peran dan kiprahnya untuk semua orang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar